Profil Desa Dukuhrejosari

Ketahui informasi secara rinci Desa Dukuhrejosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Dukuhrejosari

Tentang Kami

Desa Dukuhrejosari di Kecamatan Ambal, Kebumen, merupakan wilayah agraris yang berada di persimpangan inovasi digital dan pembangunan infrastruktur nasional. Dikenal dengan program Smart Village, desa ini bersiap menghadapi transformasi besar dampak proye

  • Pionir Desa Digital

    Dukuhrejosari menjadi salah satu desa percontohan Smart Village di Kebumen sejak tahun 2020 dengan menyediakan fasilitas WiFi gratis untuk mendorong ekonomi digital warganya.

  • Terdampak Proyek Strategis Nasional

    Wilayah desa ini menjadi salah satu dari puluhan desa di Kebumen yang akan dilintasi oleh Jalan Tol Jogja-Cilacap, sebuah proyek yang akan mengubah lanskap sosial dan ekonomi desa secara fundamental.

  • Basis Ekonomi Agraris

    Perekonomian masyarakatnya bertumpu pada sektor pertanian, sejalan dengan karakteristik utama Kabupaten Kebumen sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah.

Pasang Disini

Terletak di hamparan agraris Kabupaten Kebumen, Desa Dukuhrejosari, yang secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Ambal, menampilkan potret sebuah desa yang dinamis. Di satu sisi, desa ini merupakan representasi ketenangan pedesaan dengan denyut nadi perekonomian yang bersumber dari lahan pertanian. Di sisi lain, Dukuhrejosari kini berada di titik persilangan krusial antara inisiatif digital lokal dan arus pembangunan infrastruktur berskala nasional, yang keduanya menjanjikan perubahan signifikan bagi masa depan masyarakatnya.

Desa ini mencuri perhatian publik pada tahun 2020 saat pemerintahannya meluncurkan program Smart Village, sebuah langkah progresif untuk pemanfaatan teknologi informasi. Namun dalam beberapa tahun terakhir, nama Dukuhrejosari kembali mengemuka sebagai salah satu wilayah yang akan terdampak langsung oleh pembangunan strategis Jalan Tol Jogja-Cilacap. Posisi ini menempatkan Dukuhrejosari sebagai studi kasus menarik tentang bagaimana sebuah komunitas desa beradaptasi dengan modernisasi dan tantangan pembangunan yang datang silih berganti.

Geografi dan Wilayah Administratif

Desa Dukuhrejosari secara geografis terletak pada koordinat 7°43′50″ Lintang Selatan dan 109°44′5″ Bujur Timur. Wilayahnya merupakan bagian dari 32 desa yang membentuk Kecamatan Ambal, sebuah kecamatan yang berada di bagian tenggara Kota Kebumen dengan jarak sekitar 20 kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten.

Hingga saat ini, data spesifik mengenai luas wilayah Desa Dukuhrejosari dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) belum tersedia secara terperinci. Namun, merujuk pada data "Kecamatan Ambal dalam Angka", total luas Kecamatan Ambal ialah 62,41 km². Sebagian besar wilayah di kecamatan ini, termasuk Dukuhrejosari, didominasi oleh lahan pertanian, terutama sawah irigasi yang menjadi tulang punggung aktivitas ekonomi penduduk.

Secara kewilayahan, batas-batas Desa Dukuhrejosari bersinggungan langsung dengan desa-desa tetangganya di dalam kecamatan yang sama. Berdasarkan data yang terhimpun, di sebelah timur, Desa Dukuhrejosari berbatasan dengan Desa Surobayan. Sementara itu, batas di sisi utara, barat dan selatan dikelilingi oleh desa-desa lain di lingkungan Kecamatan Ambal dan sebagian berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kutowinangun, yang menandakan posisinya yang cukup strategis sebagai penghubung antarwilayah. Struktur internal desa terbagi ke dalam beberapa dusun atau pedukuhan, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) yang menjadi unit pemerintahan terkecil dalam melayani masyarakat.

Demografi dan Kependudukan

Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020 yang dirilis BPS, Kecamatan Ambal memiliki jumlah penduduk sebanyak 61.900 jiwa. Kendati data populasi spesifik untuk Desa Dukuhrejosari belum dirilis dalam publikasi terpisah, sebuah dokumen perencanaan pemerintah daerah pada tahun 2021 mencatat bahwa terdapat sekitar 650 Kepala Keluarga (KK) di desa ini. Dari jumlah tersebut, sekitar 51,38% di antaranya masuk dalam kategori keluarga miskin, yang menunjukkan adanya tantangan kesejahteraan sosial di tengah potensi yang dimiliki desa.

Dengan asumsi rata-rata jumlah anggota keluarga di wilayah Jawa Tengah, populasi Desa Dukuhrejosari diperkirakan berkisar antara 2.000 hingga 2.500 jiwa. Angka ini menempatkannya sebagai sebuah komunitas desa dengan skala medium di Kabupaten Kebumen. Kepadatan penduduknya relatif seimbang dengan luas lahan yang tersedia, memungkinkan mayoritas penduduk untuk tetap menggarap lahan pertanian sebagai sumber utama mata pencaharian mereka. Komposisi penduduknya homogen, didominasi oleh suku Jawa dengan bahasa percakapan sehari-hari yaitu Bahasa Jawa dengan dialek Banyumasan serta Bahasa Indonesia sebagai bahasa formal.

Potensi Ekonomi dan Inovasi Desa

Perekonomian Desa Dukuhrejosari berakar kuat pada sektor agraris. Sejalan dengan potensi Kabupaten Kebumen, komoditas utama yang dikembangkan masyarakat ialah padi sawah. Selain itu, diperkirakan masyarakat juga menanam komoditas palawija seperti jagung dan ubi kayu, serta sebagian kecil mengelola perkebunan kelapa. Sektor pertanian ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan, tetapi juga membentuk corak kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat.

Sebuah terobosan penting yang menandai visi modern pemerintah desa terjadi pada Maret 2020. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Imanudin, Dukuhrejosari diresmikan sebagai salah satu desa percontohan Smart Village di Kebumen. Inisiatif ini diwujudkan melalui penyediaan fasilitas WiFi gratis bagi warga. Saat peresmian yang dihadiri oleh Bupati Kebumen saat itu, KH Yazid Mahfudz, tujuan program ini ditegaskan untuk mendorong kemajuan desa dan meningkatkan kesejahteraan.

"Keberadaan wifi ini akan menjadi daya dorong kemajuan desa, sekaligus tambahan sumberdaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa," ujar Bupati Yazid Mahfudz dalam sambutannya kala itu. Kepala Desa Imanudin menambahkan bahwa fasilitas ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi lokal untuk memperluas jangkauan pasar mereka. "Dengan penjualan secara online dapat menjangkau dalam negeri maupun luar negeri, sehingga pendapatan dan kesejahteraan masyarakat meningkat," ungkapnya. Inisiatif ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya transformasi digital untuk mengangkat potensi ekonomi desa, mulai dari produk pertanian hingga kerajinan tangan atau usaha rumahan lainnya.

Menyongsong Era Baru: Dampak Proyek Tol Jogja-Cilacap

Masa depan Desa Dukuhrejosari akan sangat ditentukan oleh salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) terbesar di selatan Jawa, yakni pembangunan Jalan Tol Jogja-Cilacap. Desa Dukuhrejosari merupakan satu dari 52 desa di Kabupaten Kebumen yang lahannya akan terdampak oleh proyek infrastruktur raksasa ini. Pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah desa ini dijadwalkan masuk dalam konstruksi Tahap 1 (Seksi Kebumen – YIA Kulonprogo) yang direncanakan berlangsung antara Juli 2024 hingga Juni 2026.

Kehadiran jalan tol ini membawa dua sisi mata uang. Di satu sisi, ia menjanjikan terbukanya aksesibilitas yang akan mempermudah mobilitas barang dan orang. Hal ini berpotensi memacu pertumbuhan ekonomi baru, meningkatkan harga tanah, dan membuka peluang usaha di sektor jasa seperti rumah makan, penginapan, atau rest area. Konektivitas yang lebih baik ke pusat-pusat ekonomi seperti Yogyakarta dan Cilacap diharapkan dapat mempercepat pembangunan di wilayah selatan Kebumen.

Namun di sisi lain, proyek ini membawa tantangan yang tidak kecil. Isu pembebasan lahan menjadi perhatian utama bagi warga yang tanahnya, baik berupa sawah produktif maupun pemukiman, masuk ke dalam trase tol. Proses ganti rugi yang adil dan transparan menjadi kunci untuk mencegah timbulnya konflik sosial. Lebih jauh lagi, konversi lahan pertanian produktif menjadi infrastruktur jalan berpotensi mengancam ketahanan pangan lokal dan mengubah struktur mata pencaharian utama penduduk dari petani menjadi non-petani. Perubahan lanskap fisik ini juga akan membawa dampak sosial budaya yang signifikan, seiring dengan meningkatnya interaksi dengan dunia luar.

Sebuah Refleksi di Tengah Transformasi

Desa Dukuhrejosari, Kecamatan Ambal, adalah sebuah mikrokosmos dari dinamika pembangunan di Indonesia saat ini. Inisiatif Smart Village yang digagas secara mandiri oleh pemerintah desa menunjukkan adanya semangat inovasi dan keinginan untuk maju dari dalam. Namun, pada saat yang sama, desa ini harus berhadapan dengan kekuatan pembangunan eksternal yang masif melalui proyek jalan tol.

Kemampuan Desa Dukuhrejosari untuk menyeimbangkan kedua arus ini akan menentukan nasibnya di masa depan. Apakah desa ini mampu memanfaatkan peluang dari terbukanya akses tol sambil memitigasi dampak negatifnya terhadap lahan pertanian dan tatanan sosial? Jawabannya terletak pada kesiapan pemerintah desa, partisipasi aktif masyarakat, serta dukungan dari pemerintah kabupaten dalam mengawal proses transisi ini. Kisah Dukuhrejosari akan menjadi cerminan penting tentang bagaimana desa-desa di Indonesia berjuang untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga bertumbuh di tengah deru modernisasi.